KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
REKAYASA SOSIAL TAMBANG
PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ACARA II
LAYOUT
OLEH :
RISAL GUNAWAN
F1B3 14
012
KENDARI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LANDASAN
TEORI
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic
Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau
dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan
khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan
data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan
keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua
kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis
digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara
pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data
seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto
udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut
dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan
Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem
pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra
satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain
dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Layout peta merupakan pekerjaan terakhir
setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan
pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat
membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari
proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan
ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah
secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta
adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang
merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak
akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya
layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik.
Melalui praktikum ini praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai
layout dan dapat mengaplikasikannya untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai
tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan
dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout
harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari
satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout
harus menarik untuk mendapatkan perhatian
yang cukup dari penggunanya (Faculty Petra, 2011)
Kelebihan layout diantaranya yaitu
mudah, terutama untuk pemula. Adapun Kekurangannya cukup rumit, Boros bandwidth
(ukuran besar), Beberapa browser tidak terlalu baik dalam menampilkannya (Anonim, 2013).
Layout di gunakan
untuk mengintegrasikan dokumen (view, table, chart) dengan menggunakan
elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu windows tunggal guna membuat peta
yang akan di cetak dengan layout dapat di lakukan proses penataan peta serta
merancang letak-letak properti peta seperti judul, lagenda, orientasi
unsur-unsur peta (Erna, Novasing, 2012).
Membuat suatu layout
harus menyeimbangkan komposisi, irama, wide spce dan yang lebih penting yaitu
mengatur grid. Dalam melayout, terdapat kesalahan yang sering dilakukan tanpa
sengaja atau sengaja.
1. Terlalu banyak jenis font.
2. Terlalu banyak efek.
3. Terlalu banyak hiasan
4. Terlalu padat.
5. Terlalu banyak warna.
Segala hal yang terlalu itu tidak baik. Jadi gunakan elemen-elemen
desain sesuai dengan kebutuhan supaya nanti jatuhnya gak alay, gak bias, gak
ribet dan maksud yang mau disampaikan itu bisa mengena. (Novifa Iruzzuhria, 2013).
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum acara
III (layout) adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat
menegtahui pengertian layout.
2. Praktikan dapat
mengetahui komponen – komponen yang ada di dalam layout peta
1.3ALAT DAN
BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
1.1 Alat Beserta Kegunaannya
NO
|
ALAT
|
KEGUNAAN
|
1.
|
Laptop
|
Sebagai
Media dalam Pengolahan Data.
|
2.
|
Flashdisk
|
Mengcopy,
Memindahkan File/Data.
|
3.
|
Peta
|
Sebagai
Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.
|
4.
|
Software
|
Sebagai
Aplikasi untuk Pengolahan data, menyimpan, editing dan layout.
|
5
|
Mouse
|
Untuk
mempermudah dalam digitasi
|
Tabel 1.2 Bahan Beserta
Kegunaannya
NO
|
BAHAN
|
KEGUNAAN
|
1
|
Peta
|
Sebagai
Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.
|
1.4. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah-langkah dalam melakukan
praktikumLayout :
1. Memanggil
data dengan mengklik ArcMap 10.2 akan muncul tampilan ArcMap, klik
icon “Add Data” lalu masukkan peta yang telah didigitasi.
2. Untuk
memulai proses layout klik View → Layout View. Kemudian akan muncul
gambar.
3. Langkah
selanjutnya adalah mengatur batas kertas dengan mengklik File
-> Page And Print Setup,
kemudian akan muncul kotak dialog. Ubah
Size “A3” dan Orientation “Landscape” lalu klik OK.
4. Aktifkan Draw Tools dengan mengklik icon Customize → Draw.
Setelah Draw Tools aktif klik icon
Rectangle untuk membuat atau menambahkan kotak sebagai tempat judul dan legenda
peta. Lalu Masukkan judul peta yang diinginkan dengan mengklik icon Text.
5. Selanjutnya
memasukkan gambar “logo UHO” dengan cara mengklik Insert → Picture. Letakkan
gambar tepat dibawah judul peta.
6. Kemudian
memasukkan legenda peta dengan cara mengklik Insert →Legend. Kemudian akan
muncul kotak dialog, klik → Next. Pada kotak dialog yang kedua ubah Legend
Tittle “KETERANGAN” →Next →Next →Next
→Finish.
7. Setelah itu,
mengatur Legend “Kecamatan” supaya terlihat rapi (yakni, menyeimbangkan panjang
deretan kiri dengan kanan), dengan cara mengklik kanan → Convert to Graphics →
klik kanan → Ungroup. Kemudian mengelompokkan legend yang hendak disatukan
dengan mengklik kanan → group. Lalu dipisah ditempat yang diinginkan agar
terlihat rapi.
8. Membuat
garis pembatas antara legenda dengan Insert peta dengan mengklik Text → Line.
Lalu tarik garis lurus dari ujung kiri peta. Atur warna sesuai keinginan.
9. Selanjutnya
memasukkan data frame dengan cara mengklik Insert → Data Frame. Kemudian untuk
memasukkan peta pada kotak New Data Frame dapat mengklik kanan → Add Data. Lalu
memiilh Administrasi Sultra.shp → Add.
10. Langkah
selanjutnya menambahkan grid pada peta dengan klik kanan → Properties → Extent
Indicators → Grids → New Grid → Next → Next → Next → Finish → Apply → OK.
Kemudian memasukkan judul “Insert Peta” yang prosesnya sama dengan proses pada
saat memasukkan judul peta.
11. Setelah itu,
masukkan skala peta, dimana skala yang digunakan adalah skala Bar, dengan cara
klik Insert → Skala Bar . kemudian ubah satuan skala dari meter menjadi
kilometer dengan mengklik properties → Scala and Units → Apply → OK → pilh
skala sesuai keinginan → OK.
12. Lalu
masukkan arah mata angin dengan mengklik Insert →North Arrow. Kemudian akan muncul
kotak dialog. Pilih arah mata angin → klik OK.
13. Untuk
menambahkan grid pada peta ulangi langkah 11, kemudian akan muncul kotak dialog
pilih Properties → Interval. Lalu ubah nilai pada menit (‘) menjadi 10. Lalu
klik OK → Apply → OK.
14. Langkah
selanjutnya memasukkan text (Sumber Peta) dengan cara klik icon Text kemudian
akan muncul kotak dialog. Setelah memasukkan semuanya klik Apply lalu klik OK.
15. Untuk
mengubah tampilan latar pada peta, klik kanan →Properties →Frame. Ubah sesuai
keinginan lalu klik Apply →OK.
16. Kemudian
menyimpan hasil layout peta dengan cara klik File → Export Map. Pilih tempat
untuk menyimpan lalu mengubah Save As Type menjadi JPEG → Save.
BAB II
HASIL DAN
PEMBAHASAN
2.1.HASIL
2.2.PEMBAHASAN
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau
Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya
akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Layout peta merupakan pekerjaan
terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan
pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat
membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari
proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan
ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah
secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta
adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang
merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak
akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa
judul peta adalah
bagian yang menunjukkan nama daerah yang dimuat pada peta tersebut
skala peta
adalah bagian yang menunjukkan ukuran perbandingan jarak peta dengan yang
sesunggunya.
, arah
utara, koordinat/grid, legenda peta, tahun
pembuatan, penerbit peta, dan index peta.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum Acara II (Layout) yaitu :
1.
Layout
peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data,
analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi
telah dilakukan.
2.
Komponen–komponen
yang harus ada di dalam layout peta diantaranya
adalah ; judul
peta, skala peta, arah utara, koordinat/grid, legenda
peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan index peta.
3.2. SARAN
Saran pada praktikum ini yaitu
kuranggnya memahami materi yang akan di praktekkan sehingga banyak kesalahan
yang terjadi saat praktikum, serta praktikan harus menjaga ketenangan saat
praktikum berlangsung demi kenyaman bersama antara praktikan maupun asisten.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis. Pustaka
Buana : Surabaya.
Erna, Novasing. 2012. Layout
Design I .Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung
Faculty Petra, 2011 http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/layout_design/layout_baik.html. diakses pada tanggal
26 November 2015
pukul 19.30 WITA.
Nurshanti, 1995. Konsep-konsep Dasar sistem Informasi
Geografis.Informatika.
Bandung.